Kesalahan pertama: mudah percaya iklan.
"Produk ini terbukti bisa memutihkan kulit hanya dalam waktu 21 hari," begitu bunyi iklan di majalah dan televisi. Anda pun percaya dan langsung membeli satu botol yang berukuran besar. Yang lupa Anda lakukan adalah membaca kemasannya dan melihat bahan-bahan apa saja yang terkandung di dalamnya. Apakah benar bahan tersebut terbukti bisa memutihkan kulit? Dan jika produk itu mengklaim hasil yang fantastis, pastikan ada hasil penelitian dan riset yang sahih.
Kesalahan kedua: belanja produk diskon.
Tak ada salahnya memborong baju atau sepatu saat musim diskon tiba. Tapi untuk produk perawatan kulit, tunggu dulu. Pelembab merk ternama dijual hanya setengah harga? Hati-hati,
bisa jadi barangnya palsu, atau malah stok lama dari tiga tahun lalu. Jika barangnya asli pun jangan langsung terburu-buru kalap memborong. Pastikan produk tersebut mengandung cocok untuk kondisi kulit Anda.
Kesalahan ketiga: mengambil resiko.
Sama seperti slogan iklan, "Buat anak kok coba-coba," untuk kulit pun Anda sebaiknya tak dijadikan ajang coba-coba. Jangan asal mencoba produk baru untuk kulit wajah jika Anda tak tahu apa saja yang terkandung di dalamnya. Bisa-bisa bukan cantik yang didapat, tapi jerawat, alergi, dan iritasi.
Kesalahan keempat: membeli produk yang tak sesuai dengan jenis kulit.
Ada alasannya kenapa Anda harus mengetahui apa jenis kulit Anda. Berminyak, kering, kombinasi, atau sensitif? Saat membeli produk perawatan wajah, belilah yang diperuntukkan bagi jenis kulit Anda. Jika kulit Anda berminyak, jangan memaksakan membeli produk berbentuk krim hanya karena harganya lebih murah.
Kesalahan kelima: menganggap produk mahal = bagus.
Tak banyak yang tahu, bahwa harga sebuah merek produk kecantikan bisa sangat mahal karena biaya promosi yang mereka keluarkan sangat besar. Sebagian besar dana perusahaan itu adalah untuk membayar selebritas yang jadi model iklan, membiayai iklan di berbagai media massa, hingga mengongkosi promosi road show keliling kota. Tak sebanyak itu dana yang mereka keluarkan untuk riset dan uji coba klinis. Sekali lagi, yang terpenting bukan label harganya, tapi label kemasannya yang mencantumkan bahan-bahan apa saja yang terkandung di dalamnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar